Lima Fakta dan Mitos tentang Orgasme Perempuan

Lima Fakta dan Mitos tentang Orgasme Perempuan


ORGASME adalah hal lumrah bagi perempuan. Orgasme terjadi karena adanya kontraksi otot dalam tubuh yang dikombinasikan dengan peningkatan tekanan darah. Meski umum diketahui, nyatanya masih ada perempuan yang merasa kebingunagn apakah mereka telah mencapai orgasme atau belum.

Berikut 5 fakta tentang orgasme pada perempuan menurut dari Dr A Chakravarthy, konsultan di Kedokteran Reproduksi & Seksual di International Association of Sexual Medicine.

1. Mitos: beberapa perempuan tidak mampu mencapai orgasme.

Fakta: Sekitar 10 persen perempuan tidak mampu mencapai puncak kenikmatan seks selama hubungan seksual. Ketidakmampuan untuk mencapai orgasme dikenal sebagai Anorgasmia. Ini dapat berupa primer atau sekunder. Anorgasmia Primer adalah tahap di mana seorang perempuan tidak pernah mampu untuk mencapai puncak kenikmatan seks dengan cara apapun. Sementara itu, anorgasmia sekunder adalah orgasme yang dirasakan di masa lalu atau situasional (orgasme yang dapat dirasakan dengan foreplay tapi tidak dengan melakukan hubungan seksual.

2. Mitos: tak mampu orgasme menandakan adanya hal yang salah antara dia dan pasangan

Fakta: Perempuan yang bisa mencapai klimaks seksual di masa lalu, tetapi kini tak bisa mencapainya mungkin telah terganggu dengan beberapa masalah medis atau dampak dari obat-obatan.

3. Mitos: klitoris atau stimulasi G-spot selama 5 menit dapat menghasilkan orgasme

Fakta: Meskipun ada banyak cara yang dapat membantu perempuan mencapai klimaks seksual, pada akhirnya semua itu tergantung pada pribadi si perempuan sendiri. Maka itu, komunikasi dengan pasangan sangatlah penting.

4. Mitos: Keturunan dan gen memiliki dampak langsung pada orgasme perempuan

Fakta: faktor keturunan adalah penyebab hanya sepertiga dari variasi tingkat populasi dalam orgasme perempuan .

5. Mitos: umumnya perempuan dapat mencapai orgasme hanya melalui hubungan seksual

Fakta: Salah, satu dari tiga perempuan mendapatkan orgasme secara teratur selama hubungan seksual. Beberapa dapat mencapai orgasme dengan melakukan hubungan seksual tetapi membutuhkan tindakan ekstra untuk membangkitkan tindakan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa orgasme mencapai klimaks bisa didapatkan kapan pun. Bagaimana seorang perempuan mencapai orgasme tidak ada hubungannya dengan kesehatan mental atau kedewasaan emosionalnya.